Comments

Wednesday 28 January 2015

Tips and Tricks Facing an increase of Violence on Children (Tip dan Trik Menghadapi peningkatan Tindak Kekerasan Pada Anak)

The National Commission for Child Protection (Komnas PA) predict cases of violence against children in 2015 will increase. So is the case of the perpetrators of violence are children. It can happen if the government, the community and the family do not take precautions and handling. "In 2015 we estimate that the level of violence by the perpetrator children will rise 12-18%," said Chairman of Komnas PA Arist Merdeka Sirait in a press conference Endnotes In 2014 the National Commission on Children in TB Simatupang No. 33, Pasar Rebo Tuesday (12/30/2014). Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) memprediksi kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2015 akan mengalami peningkatan. Begitu juga dengan kasus kekerasan yang pelakunya adalah anak-anak. Hal itu dapat terjadi apabila pemerintah, masyarakat dan keluarga tak melakukan tindakan pencegahan serta penanganan. "Tahun 2015 kami prediksi tingkat kekerasan dengan pelaku anak-anak akan naik 12-18%," ungkap Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait dalam konferensi pers Catatan Akhir Tahun 2014 Komnas Anak di Jalan TB Simatupang No 33, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (30/12/2014). Meski diakui bahwa terjadi penurunan pelanggaran hak anak dari 2013 sejumlah 3.339 menjadi 2.737 laporan di tahun 2014, yang mencengangkan menurut Arist, angka kasus anak yang berhadapan dengan hukum di tahun ini naik 10% dari tahun lalu menjadi 26%. Pelaku kekerasan itu adalah anak-anak dengan rentang usia 6 sampai 14 tahun. "Meningkat jadi 26 persen pengaduan anak yang berhadapan dengan hukum. Bahkan jika sesuai prediksi, tahun 2015 mencapai 38 persen kasus kekerasan dengan pelaku anak," kata Arist. Jika itu terjadi, imbuh Arist, maka Komnas PA akan kesulitan. Bukan karena banyaknya kasus, namun disebabkan adanya benturan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014 tentang sistem peradilan anak. Di mana dalam peraturan itu disebutkan bahwa anak di bawah usia 14 tahun tidak dipidana. Sementara, sejumlah pelaku anak usianya 6-12 tahun. Komnas PA ingin memberikan keadilan bagi korban, namun di sisi lain anak-anak tak bisa dipidana. Modus paling banyak adalah kekerasan anak sebanyak 1.701 kasus, pencurian sebanyak 255 kasus, narkoba (pengguna) sebanyak 224 kasus, pelecehan seksual 198 kasus, pembunuhan 170 kasus, penggunaan senjata tajam 148 kasus, perkosaan 104 kasus, miras 47 kasus. Narkoba 25 kasus, dan lainnya 2 kasus. Menyikapi berita dan fakta-fakta diatas, maka wajarlah kita sebagai orang tua merasa miris, dan harus segera mengambil sikap untuk tindak pencegahan baik terhadap kemungkinan anak kita sebagai korban ataupun bisa jadi anak kita sebagai pelaku tindak kekerasan tersebut. Untuk itu ada beberapa TIP dan TRIK yang dapat saya bagikan sebagai pengalaman saya selaku pemerhati anak dan pembina anak di lingkungan tertinggal serta berdasarkan analisa dan observasi terhadap pengalaman dan peristiwa yang terjadi di Indonesia, semoga ini dapat bermanfaat bagi kita semua. 1. Jangan sekali-kali menaruh kepercayaan 100% ANAK SAYA BAIK, JUJUR DAN PATUH pada orang tuanya (Anak memamg buah cinta kita, sehingga anak adalah segalanya bagi kita, namun jangan sampai ini membutakan mata hati anda sehingga lupa anak juga manusia yang dapat melakukan kesalahan dan kesilapan). 2. Jangan biarkan, anak anda berinteraksi dengan orang asing, kita karena budaya timur terlalu ramah pada orang sehingga kalau ada tamu yang datang dan kebetulan anak kita ada disitu kita akan menyuruhnya ayo sayang salaman sama om.... (saya tidak setuju dengan hal ini karena ini membuat anak terlalu cepat akrab dengan orang asing dan ini tidak baik karena suatu saat bila tidak ada kita maka orang yang datang kita tidak tau bagaimana perilakunya dan anak akan gampang dipengaruhi) 3. Jangan biarkan anak dibawah pengawasan satu orang saja, baik Paman, Kakek, Om, Tetangga bila tidak ada pendamping lainnya karena ingat banyak peristiwa pelecehan seksual terjadi orang orang lingkungan terdekat. 4. Jagalah komunikasi dan hubungan yang baik dengan anak, teman anak anda, guru sekolah, tetangga dan orang tua teman anak anda, maka akan anda temukan banyak sisi positif dan negatif dari anak anda yang membuat anda kenali anak anda seutuhnya (ingat tidak ada manusia sempurna, termasuk anda dan anak anda). 5. jangan menanggapi dengan emosional laporan positif ataupun negatif terhadap anak anda, saring dan lakukan cross check, berkali-kali sebelum mengambil kesimpulan. 6. Jangan lupa lakukan pengawasan dan kontrol terhadap aktifitas anak anda, benarkah dia ada masuk sekolah, benarkah ada les tambahan disekolah, benarkah ada belajar kelompok, siapa saja teman belajar kelompoknya, dimana dia belajar, benarkah ada permintaan sumbangan untuk sekolah, benarkah kawannya mendapat musibah sehingga ia harus menyumbang, buku novel apa yang dibaca, film apa yang ditonton, apa koleksi movie di HP nya, Apa isi tasnya, dll (jangan sekali-kali terpengaruh oleh pernyataan "payah papa atau mama ini mengganggu privasi anak :)" - ingat selama ia masih anda biayai - belum kuliah - maka anda WAJIB melakukan hal ini. 7. SABAR bila anak anda mengajak kawan-kawannya berkumpul dirumah anda, baik belajar kelompok, hanya kumpul-kumpul masak, main gitar dan lainnya - biarkan mereka berkreasi dan sedikit berisik - ini lebih baik dari pada mereka kumpul dipantai atau tempat lain yang tidak bisa anda awasi karena banyak orang ketiga yang akan memanfaatkan mereka dan akhirnya berbuah negatif. Jadi kalau perlu sokong acara kumpul mereka, beri mereka sirup dingin, kue, makan dan undang lagi mereka untuk kumpul dan janjikan "nanti tante buat ikan bakar, nasi soto atau lainnya. 8. Penting untuk menanyakan tentang sekolah, teman, pacar dan guru saat anak pulang sekolah, biarkan anak bercerita bebas, jangan potong pembicaraan mereka, juga saat mereka menyebut guru mereka dengan istilah atau julukan yang mungkin ditelinga kita terdengar sangat tidak sopan, setelah mereka cerita baru perlahan sidik kenapa guru itu disebut demikian, kenapa kawannya si POlan di bilang resek, kenapa..... dan kenapa.....(juga amati kelainan fisik, sikap anak sepulang sekolah) Amati....Jelilah pada anak. 9. RESPON, bila menemukan hal yang tidak biasa, sidik perlahan pada anak langsung, jangan memaksa, beri waktu ia untuk percaya pada anda bahwa anda tidak akan menjadi ancaman bagi dirinya, bila anak belum cerita dekati kawan - kawannya, pancing mereka untuk bercerita - biasanya satu diantaranya pasti akan menceritakan apa yang terjadi, bila ini juga tidak berhasil, dekati orang tua teman anak anda, biasanya diantara mereka ada yang dekat dengan orang tuanya dan menceritakan apa yang telah dialami anak anda (bila terjadi sebaliknya, anak anda menceritakan peristiwa yang dialami kawannya maka jangan ragu anda harus menceritakan dengan santun pada orangtua teman anak anda, posisi yang sama suatu saat akan kita alami). 10. Ambil kesimpulan cepat terhadap permasalahan yang terjadi, artinya bila tindakan itu sudah menjurus kriminal jangan ragu lapor polisi. Nah ini sementara beberapa TIP dan TRIK yang dapat saya bagikan untuk mengatasi tindak kekerasan pada anak, Waspadalah!!!

0 komentar:

Post a Comment

SHARETHIS

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg