Comments

Saturday 14 February 2015

Entrepreneur

Kata Entrepreneur diartikan sebagai seseorang yang selalu membawa perubahan, inovasi, ide-ide baru dan aturan baru. Entrepreneur yaitu seeorang yang mempunyai dan membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, serta asset yang lainnya pada suatu kombinasi yang mampu melakukan suatu perubahan/ menambahkan nilai yang lebih besar daripada nilai yang sebelumnya. Berikut kutipan beberapa pengertian entrepreneurship dari beberapa tokoh entrepreneurship yang saya anggap sudah mewakili makna dari arti kewirausahaan : Peter Drucker, seorang pemikir manajemen Amerika Serikat, menyatakan bahwa yang dimaksud entrepreneurship adalah “Aktivitas yang secara konsisten dilakukan guna mengkonversi ide-ide yang bagus menjadi kegiatan usaha yang menguntungkan”. Peggy A. Lambing dan Charles R. Kuehl dalam bukunya menyatakan entrepreneurship adalah tindakan kreatif yang membangun sesuatu value dari suatu yang tidak ada. Entrepreneurship merupakan proses untuk menangkap dan mewujudkan peluang terlepas dari sumber daya yang ada, serta membutuhkan keberanian untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan. S. Wijandi, Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Howard H. Stevenson, seorang dosen Harvard University, berkata: “Kewirausahaan adalah pendekatan pada manajemen yang kami definisikan sebagai berikut: mengejar peluang tanpa memperdulikan sumber daya yang saat ini ada dibawah kendali” Dari keempat arti entrepreneurship di atas, bisa disimpulkan bahwa makna dari entrepreneurship lebih mengarah kepada sebuah tindakan yang memiliki sifat keberanian, kreatif, inovatif, tahan dengan tantangan hidup, serta sanggup dalam menangkap dan mewujudkan sebuah peluang. Jadi cara berpikir seorang pecundang yang takut gagal tentu tidaklah sama dengan seorang yang memiliki jiwa entrepreneurship ini. Berwirausaha memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun harus siap menjalani berbagai tantangan. Tidak sedikit orang yang berhenti menjadi wirausahawan dan lebih suka melamar pada sebuah perusahaan untuk bekerja menjadi karyawan dengan gaji yang aman dan rutin setiap bulan, karena mental yang lemah dalam menghadapi tantangan ini. Berbagai tantangan harus siap kita hadapi. Misalnya, penghasilan yang tidak tetap dan kecil, sementara kebutuhan hidup tanpa ampun menyerang dari segenap penjuru. Kitapun dihantui rasa tidak aman dalam berwirausaha. Juga godaan untuk tidak berkomitmen dalam berwirausaha. Itu semua hanyalah godaan. Di sisi lain, masyarakat Indonesia kurang mampu dalam berinovasi dan berkreativitas menjadi salah satu penyebab banyaknya usaha yang bangkrut, padahal modal sudah tersedia. Berwirausaha memang tak cukup hanya bermodalkan rasa ingin belaka. Berwirausaha harus merupakan pilihan, lalu menetapkan langkah pasti dan teguh dalam menjalaninya. Idealnya, komitmen dan konsistensi itu harus terus dijaga apapun ujiannya, apapun godaannya, dan apapun hasilnya. Apalagi tingkat persaingan usaha dan perilaku pasar semakin dinamis. Wirausahawan harus memiliki keyakinan, cita-cita untuk menjadi besar diawali dengan langkah-langkah kecil. Dalam Islam, berwirausaha merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. Dalam surat Al-Jumu’ah [62] : 10 “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu beruntung”. Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang terus mendorong semangat wirausaha di kalangan para sahabat-sahabatnya. Pada suatu ketika, Sa’ad bin Musa Al-Anshari menuturkan sebuah kisah, bahwa pada waktu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh. Kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. “Kenapa tanganmu?” tanya Rasulullah. “Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku” Rasulullah lalu mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak pernah disentuh api neraka, Dalam riwayat yang lain, setelah mencium tangan pekerja, beliau bersabda, “Hadzihi yaddun yuhibuhallahu wa Rasuuluhu” inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. “ (HR At-Thabahari) Rasulullah pernah menjalani hidup dalam masa-masa sulit, tapi beliau punya semangat untuk berkembang, kreatifitasnya, usahanya untuk hidup mandiri yang merupakan karakter dasar jiwa wirausaha. Kejujuran beliau, pribadi beliau yang menyenangkan, juga ketekunan beliau. Semua itu merupakan modal yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Apa yang dimiliki Rasulullah ini, dalam dunia bisnis, biasa disebut sebagai personality. Dua puluh lima tahun lamanya Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam mendedikasikan diri pada dunia wirausaha, semenjak beliau baru berusia 12 tahun hingga 37 tahun. Selama itu, kecerdasan, ketekunan, keuletan dan kejujuran telah menempatkan Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam sebagai wirausahawan yang disegani di Jazirah Arab. Nah bagi generasi muda penerus bangsa sudah selayaknya mulai membuka lapangan pekerjaan baru guna menumbuhkan kesejahteraan pada diri kita maupun lingkungan sekitar. Jangan hanya mengharap menjadi PNS ataupun menjadi karyawan pada perusahaan besar, karena persaingannya besar dan sarat dengan KKN, jadi dari pada mengharap pepesan kosong lebih baik segera memulai mencari ide untuk membuka lapangan kerja baru. Untuk membangun sebuah bisnis diperlukan dua prinsip dasar yaitu kerja keras dan kerja cerdas. Maksudnya kita akan selalu berupaya untuk memunculkan inovasi-inovasi baru serta tidak pernah berputus asa. Sebagai seorang Entrepreneur kegagalan merupakan suatu yang sudah wajar sehingga dengan kegagalan tersebut kita justru mendapatkan imunitas agar tidak mudah terserang kegagalan kembali. Membuka bisnis tidak harus menggunakan modal besar namun dapat dilakukan dengan tanpa modal. Caranya dengan bekerja sama dengan pemilik modal, menjualkan barang suatu perusahaan ataupun menjadi mediator. Modal tidak menjadi hambatan bagi seseorang untuk dapat membangun sebuah bisnis karena seseorang dapat bertindak sebagai distributor maupun mediator dalam sebuah usaha. Apabila kita telah mempunyai rancangan bisnis yang matang sebaiknya kita merekrut seorang donatur untuk membantu dalam hal biaya. Jika kita mempunyai rancangan bisnis yang matang mulai dari jenis, menegement yang baik serta diminati pasar maka mencari modal itu tidak sulit karena banyak pendonor yang mau membantu bisnis kita. Ada banyak langkah yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan jiwa Entrepreneur antara lain adalah dengan berinovasi dan menyaingi karya orang lain, menerapkan pola hidup sederhana, serta berdo’a. Hal tersebut merupakan tiga kunci utama untuk meraih kesuksesan. Dan selanjutnya bangunlah rasa percaya diri dan ikuti langkah berikut: 1. Sugesti Diri Pribadi Berkatalah selalu “Aku bisa… Aku bisa..!!” sekuat dan sekencang mungkin, apalagi ketika kita berada pada kondisi ketakutan dan ketidakmampuan. Sugesti ini akan menimbulkan energi positif dalam pribadi dan membuat kita menjadi berpikir positif dan berani menghadapi tantangan. Akan lebih baik lagi jika teriakan ini diikuti oleh gesture tubuh yang menunjang. Seperti, dada dibusungkan, kaki berdiri lurus, tangan mengepal ke udara, dan segala sesuatu yang membuat kita lebih nyaman dan lebih bersemangat. 2. Berkumpullah bersama pengusaha untuk mengatahui seperti apa dunia kewirausahaan itu Tak kenal maka tak tahu, tak tahu maka tak sayang. Ungkapan ini tepat untuk menggambarkan tips yang dijelaskan di atas. Dengan berkumpul dengan pengusaha, maka kita akan tahu seperti apa dunia usaha yang sebenarnya, sehingga argumen-argumen yang menggejolak di dalam diri kita akan terkoreksi ketika mengetahui seperti apa dunia wirausaha yang sebenarnya. 3. Kalau belum berani mengeluarkan modal untuk memulai berwirausaha, kenapa tidak mencoba menghilangkan ketakutan itu?? Kebanyakan orang takut berwirausaha karena mereka takut uang mereka akan menjadi miskin, atau mereka akan dijerat mafia dunia bisnis, atau waktu mereka akan banyak tersita, dan alasan2 lainnya. Bagaimana jika kita berhasil mengalahkan ketakutan yang lebih mengerikan dibanding ketakutan yang muncul ketika berwirausaha? Sebagai contoh, jika kita takut kehilangan uang, apa yang membuat kita lebih takut dibanding kehilangan uang? Mungkin reputasi? atau istri? Mungkin nyawa? Bagaimana jika kita mengatasi ketakutan2 itu dulu? Seandainya kita lebih takut kehilangan reputasi ketimbang kehilangan uang. Lakukanlah hal-hal yang membuat kita beresiko kehilangan reputasi, seperti berperilaku bagai orang gila. Seandainya perasaan kita tidak merasa takut setelah melakukan hal tersebut, maka tentu kita tak akan takut lagi kehilangan?? 4. Perbanyak Bahan Referensi Entrepreneurship Agar kita lebih yakin untuk melangkah, kita butuh buku panduan . Dengan buku panduan, selain kita lebih yakin, kita juga menjadi lebih berani dalam mengambil keputusan dalam dunia usaha kosmetik wajah. Ketakutan kita juga akan semakin berkurang dikarenakan kita telah menguasai buku panduan kita dalam mengarungi samudera entrepreneurship. 5. Jangan cuma diam dan membaca, Lakukan sekarang!! Ada pepatah yang bilang, seseorang pasti bisa kalau dipaksa. Sebenarnya segala ketakutan anda mengenai dunia usaha perlahan pasti akan luntur seandainya anda langsung mencoba terjun untuk berwirausaha contoh menjadi penerbit majalah. Perlahan tapi pasti anda akan mengerti bagaimana cara me-manage segala ketakutan dalam dunia usaha sehingga kita lebih berani. Masih takut ber-wirausaha?? Stop dreaming and Start Action!!! Wirausaha membutuhkan suatu skill untuk menjalankan usahanya. Skill tersebut bisa berupa cakap menjual dan integritas yang tinggi. Selain itu harus juga mempunyai sikap ulet, gigih, pandai, disiplin, pantang menyerah, dan mempunyai pikiran yang terbuka. Dalam berbagai pelatihan dan seminar, Ir. Ciputra selalu mengajukan tujuh macam pertanyaan mendasar untuk membangun dan memicu jiwa kewirausahaan. 1. Apakah Anda berhasrat besar menjadi seorang entrepreneur? Anda dapat memberikan pernyataan-pernyataan utuk dapat meyakinkan orang lain bahwa Anda benar-benar memiliki hasrat besar untuk menjadi wirausahawan. 2. Apakah Anda melihat kesempatan besar untuk melayani pasar? Apakah kita melihat sebuah peluang besar yang belum dilakukan orang lain? 3. Apakah Anda punya produk inovatif yang sulit ditolak oleh prospek Anda? Apa “kuda Troya” Anda? 4. Apakah Anda mampu memenangkan persaingan secara efektif? Jadilah yang lebih baik bukan hanya di barisan belakang. Jika Anda tidak dapat menjadi lebih baik, ciptakan perbedaan. 5. Apakah Anda bisa menghasilkan produk dan memasarkannya dengan cara yang paling efisien? Sebagian kecil orang membeli karena mahal. Sebagian besar orang membeli karena murah. 6. Apakah Anda tahu cara mendanai ide usaha baru Anda dengan biaya termurah, resiko terendah dan hasil yang terbaik? Misalnya dengan: modal sendiri, mitra, bank, modal ventura, atau mencicil? 7. Apakah Anda siap menghadapi tuntutan kerja keras, berani menanggung resiko gagal dan rugi? Perlu juga disiapkan mentalitas, bahwa sukses dan gagal memiliki nilai yang sama. Ketujuh pertanyaan di atas merupakan pelajaran untuk mengembangkan jiwa dan semangat entrepreneurship yang secara terus menerus harus kita kembangkan.

0 komentar:

Post a Comment

SHARETHIS

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg