Comments

Tuesday 17 February 2015

Gong Xi Fa Cai : Bagaimana ya ?

Menjelang Tahun Baru China atau tepatnya IMLEK, ucapan selamat yang paling sering diutarakan adalah Gong Xi Fa Cai. Mungkin tidak banyak masyarakat non Chinese yang tahu arti kata ucapan itu sebenarnya. Terjemahan sebenarnya Selamat Berhasil Jadi Kaya Raya; Selamat Bikin Uang Banyak. Ucapan selamat ini demikian membudaya bahkan diucapkan kepada anak kecil, anak sekolah bahkan orang tua yang sudah tidak ada penghasilan, tanpa dipikirkan apakah ucapan itu tepat. Ucapan selamat Gong Xi Fa Cai diambil dari asal dialek Kong Fu “Kiong Hee Fat Choy,” kabarnya dimulai oleh sejarah para pendatang dari Tiongkok ke daerah Nan Yang ( umumnya yang dimaksud Indonesia, Malaysia dan Singapur ) untuk mencari kehidupan yang lebih baik, maka mereka bekerja banting tulang atau berusaha menguras otak mencari uang, mengirit untuk dikirim ke kampung halaman. Mencari uang menjadi tujuan pertama dalam kehidupan. Dari situ tumbuhlah ucapan selamat Gong Xi Fa Cai pada hari hari Tahun Baru sebagai suatu harapan, membesarkan hati yang rindu pada kampung halaman, dimana keluarga hidup sengsara mengharap kiriman uang dari mereka. Jaman sudah berubah, namun tradisi masih melekat. Ucapan selamat Gong Xi Fa Cai terdengar dimana mana, termasuk lagu lagu perayaan tahun baru. Hanya, kalau ucapan itu ditujukan kepada para menteri, Presiden dan pegawai negeri, apa tidak berkonotasi agar mereka Selamat Berhasil Jadi Kaya Raya, sebuah euphemism Agar Selamat Berkorupsi? Ini kutipan dari May Swan seorang chinesse Asli yang ditulis di blognya. Imlek atau ada juga yang mengatakannya tahun baru China sebenarnya dipopulerkan oleh para petani Tiongkok. Jadi sebenarnya imlek itu adalah pergantian musim, dimana dengan datangnya musim itu tanah akan menjadi subur dan para petani akan panen besar. Suasana syukur selalu menghiasi petani di tanggal tersebut. Hingga akhirnya tanggal tersebut dikenal dengan nama 'Long Lek'. Setiap 'Long Lek' itu datang, para petani selalu mengucapkan selamat dengan ucapan, 'Sin cun kiong hie' ( Xin chun gong xi ) yang artinya 'selamat menempuh musim semi'. Namun seiring berjalannya waktu, orang – orang sudah mulai jarang mengucapkan 'Sin cun kiong hie'. Orang – orang kini malah mengganti kata – kata tersebut menjadi 'Gong xi fa cai' ( Kiong hie huat tjay ) yang artinya 'selamat sukses'. Setiap perayaan hari raya apapun agamanya, selalu memuat makna bagi pemeluknya dan juga dirasakan bagi komunitas lain di sekitarnya. Ritme kehidupan keseharian berubah menjadi suatu momentum yang menggembirakan. Ritualisme kultural kemudian memuat dimensi ekonomi. Umat Konghuchu atau ethnik Tionghoa kemanapun mereka merantau akan kembali berkumpul dalam keluarga (puan yuan). Setiap perayaan hari raya apapun agamanya, selalu memuat makna bagi pemeluknya dan juga dirasakan bagi komunitas lain di sekitarnya. Ritme kehidupan keseharian berubah menjadi suatu momentum yang menggembirakan. Ritualisme kultural kemudian memuat dimensi ekonomi. Umat Konghuchu atau ethnik Tionghoa kemanapun mereka merantau akan kembali berkumpul dalam keluarga (puan yuan). Menyambut Imlek 2560, berbagai persiapan dilakukan dalam keluarga dan di lingkungan komunitas Tionghoa. Makan malam bersama menjadi tradisi spiritual dan melembaga dalam keluarga. Ikan dingkis yang bertelur dengan harga raturan ribu perkilo menjadi menu utama. Buah jeruk Mandarin menjadi penghias dan buah penanda Imlek, berbagai ukuran dan rasa kue bakol disajikan. Rumah-rumah dihiasi dengan pernak-pernik Imlek. Budaya memberi dalam bentuk angpao berwarna merah memeriahkan suasana yang kemudian kertas merah ini digantung di pohon angpao (yin liu). Lima belas hari dalam suasana berbahagia sampai ke-15 Imlek (cap go me) juga dirayakan memaknai spiritualitas dan ritualitas hari esok yang diharapkan lebih baik. Gambar dewa uang si pembawa rezeki selalu disucikan. Dilakukan aksi bersih-bersih di tempat ibadah maupun rumah, agar murah rezeki dan keberuntungan usaha. Ramalan peruntungan di tahun 2009 melalui sio kelahiran memberikan makna tersendiri agar hidup semakin hati-hati. Imlek memang tahun baru Tionghoa. Tapi kalimat “gong xi fa cai”, yang banyak terdengar atau ditempel di selama Imlek yang tahun ini jatuh pada Senin (26/1), bukan berarti “selamat tahun baru”. Tapi arti sebenarnya sebagaimana diungkapkan oleh May Swan atau seperti ditulis koran Daily Express, yang sebagian besar pembacanya puak Cina di Sabah, Malaysia, “gong xi fa cai” itu berarti “selamat dan semoga sejahtera”. Nah, setelah kita tahu pengertian dari kata Gong Xi Fa Cai tersebut, kini kita tiba pada pertanyaan salahkah kita umat muslim mengucapkannya hanya sebagai tanda silaturahmi dengan kaum Tionghoa atau Chinesse yang jadi kenalan kita atau sahabat bisnis kita? Kalau kita putuskan bahwa kita tidak boleh bersilaturrahmi dengan mereka lantas kapan mereka akan tertarik memahami Islam yang menjadi agama kita? Bagaimana mereka akan tertarik pada orang yang memasang tembok tinggi dalam hubungan sesama manusia tersebut? Semuanya terserah pada diri kita masing-masing bagaimana kita akan menyikapinya, namun kalau kita ingin memutuskan suatu sikap tertentu alangkah baiknya kita pahami dulu apa yang menjadi persoalannya, sehingga kita tidak asal ikut-ikutan, baik untuk mengucapkan Gong Xi Fa Cai ataupun memutuskan tidak dan haram mengucapkan kata itu. Akhirnya putuskanlah dengan kepala dingin dan tidak terbawa arus dalam menentukan sikap kita, sehingga kita dapat pertanggungjawabkan setiap tindakan dan sikap kita dihadapan Khaliq dengan penuh kesadaran.

0 komentar:

Post a Comment

SHARETHIS

Share artikel ke: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg